Tengah malam rabu, dengan langkah buru-buru terlihat gadis yang pernah ku kenal dua hari yang lalu. Langkah buru-buru itu terhenti dipersimpangan sempit berbau tahu. Tatapan ragu bibirnya beku sungguh dia membisu di malam itu. Dia kembali berjalan menembus kelam tanpa arah dan tujuan.
Ingin
rasanya membantu gadis yang mulai ragu di sudut jalan itu. Namun dia sungguh
terlalu terhadap diriku. Masih ku ingat peristiwa sepekan yang lalu, dia
sengaja meninggalkan kotoran di depan rumahku. Tapi ya sudahlah tak mungkin aku
membiarkan dia seperti ini, tak sanggup, tak tega juga rasanya. Jadi aku harus
bagaimana? Kalimat-kalimat itu terus menyerangku.
Kuputuskan
untuk menolongnya walaupun dia tak bermoral. Tali yang terlilit dilehernya
dengan sekuat tenaga ku tarik paksa hingga dia pun menjerit sebisanya. Aku terus
memaksa, dia pun meneteskan air mata namun hujan dengan laparnya melahab habis
tanpa sisa.
Sampailah
dia si gadis nanlugu itu, sungguh haru biru kulihat orang tua mu menunggu di
depan pintu sebuah kediaman terbuat dari pohan bambu. Sekarang kandang lembu itu kembali berwarna
setelah kepulangan mu. Gadis itu kembali pulang setelah sepekan hilang, dia lah
lembu yang masih gadis itu.
by Akfil
Zuliandri
|
0 Response to "Gadis Itu Kembali Pulang"
Posting Komentar