Manusia cenderung cengeng dan mempunyai pribadi yang lemah dalam menyikapi suatu problematika dengan penuh emosional, sering kita temukan bung, baik di darat laut dan udara. Padahal suatu problematika muncul dalam diri dan kehidupan ini sangat wajar dan lumrah selama manusia itu masih bernafas dan mondar-mandir dipermukaan bumi ini. Berawal bagaimana kita menyikapi dan menyelesaikannya dengan penuh pertimbangan, kehati-hatian dan mendengar setiap masukan dari mahkluk Tuhan. Manakala manusia itu mampu bangkit dan berpikir secara matang dengan mengenyampingkan ego yang tinggi pada dirinya, akan muncul sikap kedewasaan dalam menjalani setiap lika-liku kehidupan. Dalam setiap tindakan tentu tidak semuanya berjalan dengan baik dan benar, adakalanya tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang berseberangan dengan kewajaran. Jadi bagaimana kita belajar dari kesalahan dan tidak melakukan hal yang sama untuk langkah selanjutnya.
Bersambung….
Tidak semua keinginan sesuai dengan harapan. Adakalanya
harapan tidak sejalan dengan semana mestinya. Kita hanya mencoba dan berusaha
untuk mewujudkannya, walaupun tidak semuanya berhasil. Ketika kita melihat ke atas mungkin kita terlihat
kerdil dan bukan apa-apanya dan merasa hanya seekor semut yang siap diinjak
oleh siapa saja dan kapan saja. Tanpa kita sadari kita dibuat lemah oleh
keadaan seperti ini. Manakala kita melihat ke bawah, dan melihat lebih nyata
apa yang kita miliki, apa yang kita rasakan dan apa yang kita nikmati belum
tentu mereka-mereka yang belum beruntung dari pada kita bisa memliki, merasakan
dan menikmati itu semua. Itulah hidup penuh dengan warna, ada yang kebanjiran
kesuksesan dan hidup senang dan ada yang susah, hidup pun tertatih-tatih dan terus tenggelam oleh keadaan yang
diciptakan sendiri atau sudah taqdirnya dan jalannya seperti itu.
Bersambung….
Ketika berada dalam suatu komunitas yang anda banggakan dan menganggap paling hebat dan memandang orang diluar sana kecil itu sebuah blunder kawan. Komunitas yang sekarang mendukung anda adalah hanya bersifat sementara dan siap-siap ditinggalkan bila tidak dibutuhkan lagi dan tidak sanggup mengikutinya. Adakalanya komunitas hanya memiliki manfaat sangat sedikit untuk kemajuan anda. Pola pikir anda pun terhambat, hanya sebatas kelompok kecil yang sulit menerima pandangan orang luar, walaupun pandangan benar sekalipun tidak untuk anda ataupun mereka. Sekarang anda bisa tertawa lepas bersama-sama dan hanya menunggu bom waktu untuk melihat lebih nyata sedang apa anda sekarang. Namun tidak semua juga komunitas seperti itu, ada juga yang dapat membawa anda kearah yang lebih baik dan berkembang, itu pun tergantung komunitas yang anda pilih. Hanya anda sendiri yang dapat memilah-milah mana yang bermanfaat bagi kemajuan anda sendiri.
Bersambung…
Berbicara merupakan ketermpilan
yang dimilki manusia normal sejak lahir hingga dewasa. Keterampilan itu didukung oleh lingkungan dan
wawasan setiap pembicara. Namun kadang kala tanpa disadari setiap pembicara
lupa akan ucapan yang keluar sehingga dapat berakibat fatal bagi dirinya dan
orang lain. Sering ditemukan dikehidupan sehari-hari pembicara hanya
mengedepankan pandangan subjektif, sehingga dapat terjadi gesekan antara lawan
bicara yang berlawanan pandangan. Perlu adanya sensor pada setiap pembicara
agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingankan. Karena pertikaian terjadi
bermula dari ucapan. Terkadang manusia
hanya menganggap ucapan dirinya paling benar tanpa menerima masukan dan
pandangan orang lain. Janganlah berbicara seenak jidad bung!
Bersambung….
Teman datang dan muncul ketika
anda sukses dan bermanfaat bagi dirinya. Ketika anda terkatung-katung dan tengelam, adakah mereka muncul untuk membantu
menyelamatkan anda. Jika ada hanya satu dari seribu orang yang muncul tiba-tiba
dan bukan orang yang anda harapkan. Rasa kecewa tetap ada karena orang-orang
yang diandalakan selama ini tidak muncul untuk anda. Tinggalkan saja dia dari
pandangan anda jika itu untuk kebaikan.
Bersambung….
Adakalanya sikap dan keberadaan
kita tidak disukai oleh orang lain. Walaupun kehadiran kita tidak merugikan
orang disekitar. Kita tidak dapat mengukur sejauh mana kemauan dan selera
orang-orang yang demikian. Kita hanya berusaha untuk dapat diterima apaadanya
sama seperti kita menerimanya. Mungkin usaha yang patut dilakukan yaitu mulai
dari merubah cara berbicara, sikap, kebiasaan dan lainnya namun karakter sukar
untuk dirubah. Jikalau usaha tersebut telah kita tempuh dan tidak membuahkan
hasil, apa lagi yang harus kita lakukan? Jawabanya ada pada masing-masing.
Bersambung…
menjilat usaha yang paling ampuh
untuk menuju kesuksesan. Menjilat merupakan keahlian khusus yang dimiliki oleh
sebagian manusia dalam mencapai suatu tujuan untuk kebahagian dirinya tanpa
memikirkan dan mencederai orang lain. Orang yang menjadi sasaran tentu
mempunyai jiwa yang lemah, padahal penjilat hanya menebar racun yang siap
memangsa korbannya. Ingin dijilat atau menjilat?
Bersambung….
JENUH DENGAN SEMUA INI
Melakukan dan
menjalani aktivitas seperti hari-hari sebelumnya, tentu akan terasa jenuh
seasik apapun kegiatan itu. Ketika mencoba/mencari hal-hal baru tentu harus
menyesuaikan dengan karakter penulis. Mulai kebingungan dengan apa yang hendak
penulis lakukan untuk semua itu. Entah mau dimulai dari mana, tidak tahu juga.
Mondar-mandir pikiran yang bolak-balik tidak menentu. Apakah yang terjadi pada
si penulis itu. Cuma ada tanda tanya yang menggantung di atas kepala ini belum
punya jawaban sampai sekarang. Pertanyaan yang gelap tanpa ada banyangn yang mugkin tidak mampu dijawab oleh orang lain
selain penulis itu sendiri. Bila saja ada jawaban yang dilontarkan oleh pembaca
itu hanya sekedar basa-basi tanpa alasan yang jelas dan tidak berdasar teori
ilmiah. Penulis kali ini semakin ngelantur dengan apa yang telah disampaikan
tanpa sengaja telah keluar dari rel utama. Sehingga apa yang disampaikan
sebelumnya sangat tidak ada keterkaitan sama sekali dengan apa yang disampaikan
sesudahnya. Penulis juga semakin bingung kenapa bisa pikiran yang dituangkan
tidak sesuai dengan perintah saraf. Mungkin ini yang dinamakan kejenuhan? pada
kalimat pembuka penulis telah menyampaikan kepada pembaca. Itu juga kalau
pembaca dapat menangkap/cerna maksud dari penulis tersebut. Penulis mengucapkan ribuan maaf kepada
pembaca pada episode kali ini yang menimbulkan kebingungan sejenak tanpa arah
dan tujuan.
Padang Tiji, Desember 2014
Penulis
0 Response to "Perspektif penulis"
Posting Komentar