Memulai cerita begitu nestapa, entah mengapa. Sekilas mirip cerita zaman dahulu kala. Ketika itu berbondong-bondong manusia entah dari mana asalnya, kurang mengenal. Terdengar suara-suara lantang yang tak mampu dicerna oleh kepala. Sesekali menunjuk-nunjuk sampai ke bola mata. Sungguh sedih rasanya, tiada yang membela walaupun tidak mengharapkannya. Sekiranya tidak menghakimi sedemikian rupa. Dalam hati kecil terus berkata, Siapakah mereka? Yang datang tiba-tiba dulu tak pernah tampak batang hidungnya.
Memang benar telah merusak sebagian pintu dan jendela. Tapi benda-benda itu telah usang di makan usia. Mungkinkah sebagian lupa saat musolla itu terpanggang oleh bara api disampingnya? Bisa jadi lupa, bisa jadi pura-pura lupa. Mereka tak pernah tahu jika hujan menggenangi lantai musolla sampai membasahi sajadah lama pemberian orang ternama. Semuanya ingin wajah musolla kembali seperti sedia kala. Maaf ini bukan adegan sulap yang bisa dirubah dalam sekejap mata. Semua butuh waktu dan tenaga.
Apakah salah? Ya salah, sangat salah. Ini adalah bencana dalam merajut perjalanan dunia nanfana. Kamu telah berani menyentuh benda yang semestinya ditelantarkan saja menjadi bangunan tua sebagai simbol sejarah di masa millenium ketiga.
Aku pun tertunduk dan terdiam, mematung seperti menara kembar berdiri tegak di musolla. Terjawab sudah dan menarik sebuah simpulan sederhana. Seandainya saja tak pernah melakukan apapun seperti manusia lainnya, dipastikan tak kan tercipta sebuah kesalahan. Terlalu bodoh rasanya membantu yang semestinya dibiarkan saja. Lebih baik menjadi manusia pasif dan mengubur sikap overaktif. Tersadar jika Aku hanya manusia kerdil yang dianggap pembantu tidak lebih dari pada babu. Tapi sekarang tiada guna menyesali semua itu hanya menambah luka yang bertembaran seperti butiran debu.
Masih Ku ingat ketika dulu kala masih sendirian membersihkan, merawat dan menjaga dari pemuda durjana penghisap ganja yang datang entah dari mana, hanya aku yang mengusirnya. Sekarang semuanya sudah seperti sedia kala, mungkin lebih baik dari segala cita-cita. Kelak diri ini sangat merindukannya.
Maafkan atas kehadiran dan kesilapan kepada
semuanya!
0 Response to "Musolla Tua Kini Tampak Remaja"
Posting Komentar